Senin, 06 April 2015

tugas agen penyakit entamoeba coli


BAB I
 PENDAHULUAN
A.Latar belakang
Manusia merupakan hospes delapan spesies ameba yang hidup dalam rongga usus besar yaitu entamoeba histolytica, entamoeba dispar, entamoeba coli, entamoeba harmani, jodamoeba bustchlii, dientamoeba fragilis, endolimax nana dan satu spesies yang hidup dalam mulut yaitu entamoeba gingivalis. Semua amoeba itu tidak patogen dan hidup sebagai komensial pada manusia, kecuali E. Hystolica
Entamoeba coli adalah non-patogenik spesies dari Entamoeba yang sering ada sebagai komensal parasit pada manusia saluran pencernaan . E. coli (tidak harus bingung dengan bakteri Escherichia coli ) adalah penting dalam pengobatan karena bisa bingung selama pemeriksaan mikroskopis dari spesimen tinja diwarnai dengan patogen Entamoeba histolytica . [1] Sementara diferensiasi ini biasanya dilakukan dengan pemeriksaan visual dari kista parasit melalui mikroskop cahaya , metode baru menggunakan biologi molekuler teknik telah dikembangkan.
Amoeba ini ditemukan kosmopolit.Di Indonesia frekuensinya antara 8 – 18%.
B.Rumusan masalah
A.    Apa pengertian dari amoeba dan amoeba coli?
B.     Apa hubungan rizapoda dengan amoeba?
C.     Bagaimana pengklasifikasian entamoeba coli?
D.    Bagaimana morfologi atau bentuk entamoeba coli?
E.     Bagaimana dengan siklus hidup entamoeba coli?
F.      Apa peran dari entamoeba coli bagi manusia?
G.    Bagaimana signifikan klinis tentang amoeba coli?
C.Tujuan
Agar kita dapat mengetahui dan mengenal amoeba-amoeba yang menguntungkan dan merugikan manusia.



BAB II
PEMBAHASAN
A.Pengertian
Amoeba adalah hewan bersel Satu yang hidup bebas,, ada pula Yang Hidup sebagai parasit. Amoeba Yang Hidup Bebas, terdapat di Tanah becek atau berair di klien untuk membuka posisi Yang banyak mengandung bahan organik, misalnya Amoeba proteus. Sedang Yang Hidup parasit, Entamoeba ginggivalis dan Entamoeba histolytica. Amoeba Hidup parasit, biasanya diberi nama Entamoeba, Sedang yang hidup bebas, diberi nama Amoeba.
Entamoeba coli merupakan spesies non-patogenik Entamoeba yang sering ada sebagai parasit komensal di saluran pencernaan manusia.Klinis, E. coli (jangan bingung dengan bakteri Escherichia coli) adalah penting dalam kedokteran karena bisa bingung selama pemeriksaan mikroskopis dari spesimen tinja diwarnai dengan Entamoeba histolytica patogenik Sementara diferensiasi ini.Biasanya dilakukan melalui pemeriksaan visual dari kista parasit melalui mikroskop cahaya, metode baru dengan menggunakan teknik biologi molekular telah dikembangkan.
Ektoamoeba adalah hormone hormon Amoeba Yang Hidup di Luar tubuh biota Lain
(Hidup Bebas,), contohnya Ameoba proteus, Foraminifera, Arcella, radiolaria.
Entamoeba adalah hormone hormon Amoeba Yang Hidup di Dalam, tubuh biota,
contohnya Entamoeba histolityca, Entamoeba coli.
B.Rizopoda
Amoeba merupakan salah satu anggota Rhizopoda yang terkenal.Golongan rhizopoda ini bergerak dengan menggunakan kaki semu (pseupodia). Kaki semu ini sebenarnya merupakan perluasan protoplasma sehingga dapat bergerak di suatu permukaan dan menelan partikel-partikel makanan kemudian masuk dalam  vakuola yang akan dicerna dalam vakuola tersebut.
Bentuk amoeba senantiasa berubah-ubah, hidupnya bebas, terdapat di tanah becek atau di perairan yang babyak mengandung bahan organik, tetapi ada juga yang hidup sebagai parasit yang sering di kenal dengan sebutan Entamoeba.
Pada bagian luar tubuh amoeba terdapat memberan sel/memberan plasma sebagai pelindung isi sel dan pengatur pertukaran zat makanan, gas, ekskresi.Disebelah dalam terdapat sitoplasma yaitu bagian luar (ektoplasma) berbatasan dengan memberan, tipis, jernih. Di sebelah dalam organel sel terdapat vakuola yang berguna untuk mencerna makanan dan mengedarkannya, mengatur pembuangan sisa-sisa metabolisme berupa cairan atau gas dan inti/nukleus yang berfungsi sebagai pusat pengaturan proses yang terjadi didalam sel.
Bagaimana cara amoeba mendapatkan mskanan? Jika ada makanan diluar, ia akan menjulurkan pseudopodianya dan akan bergerak menuju makanan tersebut. Pseudopodia akan mengelilingi makanan tersebut dan akan masuk dalam membran plasma. Selanjutnya ,prosesnya sama seperti terjadi pada protozoa .
Jika makanannya habis, amoeba dapat mempertahankan hidupnya dengan membentuk kista, yaitu dengan tubuhnya yang inaktif berubah berbentuk bulat, sehingga memberan plasmanya menebal untuk melindungi tubuhnya dari kondisi luar yang jelek. Jika keadaan luar sudah memungkinkan, misalnya tersedia makanannya, maka diding kista tersebut akan pecah dan keluarlah amoeba tersebut untuk memenuhi hidupnya kembali. Bagaimana juga dengan caranya bereproduksi?
Amoeba memperbanyak diri dengan cara pembelahan inti sel menjadi dua yang diikuti dengan pembelahan sitoplasma (sitokinesis). Mula-mula, nukleus membelah (kariokinesis) sehingga menjadi pelekukan memberan plasma ke arah dalam.Pelekukan ini menggenting dan terputus sehingga terbentuk dua sel anak. Waktu yang diperlukan untuk proses pembelahan ini adalah 21 menit.
Apa peranan rhizopoda dalam kehidupan manusia?
Entamoba
Golongan entamoeba yang banyak hidup pada manusia, misalnya Entamoeba gingivalis yang hidup dalam mulut manusia dan merupakan salah satu penyebab radang pada gusi.
Untuk mencegah penyakit ini seringlah menggosok gigi untuk mencegah pembusukan yang sangat baik sebagai tempat hidupnya.
Entamoeba coli hidup dalam usus manusia dan bersifat tidak berbahaya. Spesies ini bila hidup di perut manusia akan membantu proses pencernaan makanan. Tetapi untuk Entamoeba histolytica bersifat parasit pada usus manusia, kucing, anjing dan babi à yang akan menyebabkan penyakit diare / disentri atau yang dikenal dengan penyakit amobiasisà mudah ditularkan oleh serangga (lalat/kecoak). Apabila tidak diobati, maka kista amoeba dapat mencapai hati dan tinggal di dalamnya sampai bertahun-tahun dan suatu saat kista tersebut akan tumbuh dan menyerang  organ hati . Untuk.itulah, hendaknya selalu mengusahakan supaya makanan/minuman yang kita konsumsi bersih .
C.klasifikasi entamoeba coli
Klasifikasi
Sub Kingdom  : Protozoa
Filum               : Sarcomastigophora
Sub filum         : Sarcodina
Kelas              : Lobosasida
Sub kelas        : Gymnamoebiasina
Ordo               : Amoebidorida
Famili              : Endamoebidae
Genus              : Entamoeba sp.
Spesies            : Entamoeba coli
Habitat           : Saluran pencernaan
Induk semang : manusia, primata, babi






Gambar :entamoeba coli

D.Morfologi entamoeba coli
Morfologim : E. coli memiliki bentuk trofozoit dan kista.
Trofozoit ditandai dengan ciri-ciri morfologi sebagai berikut:
a)      bentuk ameboid, ukuran 15-50 µm
b)      sitoplasma mengandung banyak vakuola yang berisi bakteri, jamur dan debris (tanpa eritrosit)
c)      nukleus dengan karyosom sentral dan kromatin mengelilingi pinggirannya
d)     pseudopodia kurang lebar, sehingga tidak progresif dalam bergerak

gambar :trofozoit


Kista E. coli memiliki ciri-ciri berikut:
a)      bentuk membulat dengan ukuran 10-35 µm
b)      kista matang berisi 8-16 inti chromatoidal bodies berupa batang-batang langsing yang menyerupai jarum
Entamoeba coli memiliki 3 bentuk stadium , yaitu :
a. tropozoit
terdiri atas :
a)      ektoplasma :(batas ekto dengan endoplasma tidak jelas,pseudopodi agak membulat,gerakan lambat & tidak bertujuan)
b)      endoplasma :(bakteri (+), khromatin body & tumbuh - tumbuhan (+),erytrosit (-) )
c)      nukleuas (inti): ( letak kariosom eksentrik,membran inti kasar,terdapat halo)
b. prekista
ciri - ciri :
a)      sitoplasma granuler
b)      inti terlihat seperti cincin reflaktil
c)      batang kromadial ramping atau tidak kelihatan
c. kista
ciri - ciri :
a)      ukuran 10 -33 mikron
b)      bulat, dinding jelas reflaktil dan 2 lapis
c)      inti antara 1 - 8 dengan kariosom exentris
d)     batang kromadial seperti jarum
e)      bentuk kista dewasa , inti 8 buah

Ciri-ciri : makhluk hidup satu sel, bentuk tubuh mudah berubah, mempunyai alat gerak kaki semu (berupa penonjolan protoplasma), struktur tubuh terdiri dari membran sel, ektoplasma, endoplasma, organel dan ada juga yang memiliki cangkang, fagositosis (menangkp mknan), pernapasan melalui membran sel, hdup di daerah basah, air tawar dan laut.
Reproduksi :secara vegetatif yaitu dgn membelah diri.
Contoh: amoeba proteus, entamoeba coli, arcella, diflugia, foraminifera, radiolaria, heliozoa.


Patologi Klinis
E.coli tidak patogen, tetapi penting dipelajari untuk membedakan dengan E.histolytica.
Diagnosis
Menemukan bentuk trofozoit atau bentuk kista dalam tinja
E.Siklus hidup Entamoeba coli
Daur HidupMorfologi dan daur hidupnya sama dengan Entamoeba histolytica.Hospesnya adalahmanusia, monyet, dan babi. Hidupnya di dalam rongga usus besar.Pseudopodium lebar dibentuk perlahan-lahan sehingga pergerakannya lambat.Cara berkembang biaknya adalahbelah pasang.Pada stadium kista, kista berbentuk bulat, lonjong dengan ukuran 15mikron.Dinding kista tebal berwarna hitam dalam tinja biasanya kista berinti dua atau delapan.Padastadium trofozoit berukuran 15-30 mikron, stadium trofozoit biasanya ditemukan dalam tinja lembek atau cair. Protozoa ini bersifat tidak pathogen
Gambar : siklus hidup entamoeba coli

F.fungsi atau peranan entamoeba coli
Bakteri Entamoeba coli hidup di kolon (usus besar) manusia, berfungsi membantu membusukkan sisa pencernaan juga menghasilkan vitamin B12, dan vitamin K yang penting dalam proses pembekuan darah. Dalam organ pencernaan berbagai hewan ternak dan kuda, bakteri anaerobik membantu mencernakan selusosa rumput menjadi zat yang lebih sederhana sehingga dapat diserap oleh dinding usus.
Entamoeba coli hidup dalam usus manusia dan bersifat tidak berbahaya. Species ini bila hidup di perut ruminansia akan membantu proses pencernaan makanannya.Entamoeba coli di dalam usus besar mamalia ikut berperan dalam proses pembusukan sisa makanan.
G.Signifikan klinis
Keberadaan E. coli tidak menyebabkan dalam dan dari dirinya sendiri untuk mencari pengobatan karena dianggap tidak berbahaya Namun, ketika seseorang menjadi terinfeksi Entamoeba ini jinak, organisme patogen lain mungkin telah diperkenalkan juga, dan ini lainnya. patogen dapat menyebabkan infeksi atau penyakit.
a)      Penyakit yang ditimbulkan
Diare terjadi jika seseorang mengeluarkan feses dalam bentuk yang encer.Jika kotoran tersebut mengandung lendir dan darah, penderita telah mengalami fase yang disebut disentri. Diare dapat terjadi dalam kadar yang ringan maupun berat.
Biasanya terjadi secara mendadak, bersifat akut, dan berlangsung dalam waktu lama.Penyakit ini dapat disebabkan oleh berbagai hal dan kadang diperlukan pengobatan khusus.
Diare adalah penyakit disebabkan oleh infeksi Yang mikroorganisme termasuk bakteri, virus parasit seperti jamur, protozoa Cacing dan Salah Satu protozoa yang menjadi penyebab diare adalah Entamoeba Coli.
b)Jenis-jenis Diare
a)      Diare Akut:Merupakan diare disebabkan oleh virus Yang Yang disebut rotavirus Yang
Artikel Baru ditandai buang air Besar lembek /cair  bahkan dapat berupa air Saja
Yang biasanya frekuensinya 3 Kali lebih Illustrasi sehari Dan berlangsung kurang
Bahasa Dari 14 Hari.
b)      Diare bermasalah
Merupakan diare disebabkan oleh infeksi Yang virus, bakteri, parasit,intoleransi laktosa. Merupakan diare Akut Yang menetap, dimana Titik sentral patogenesis diarepersisten adalah kerusakan mukosa usus.
c)Penyebab diare
a)      Penyebab diare dapat di bagi dalam, beberapa faktor yaitu:
b)      Gizi yang buruk. Keadaan ini melemahkan kondisi tubuh penderita, sehingga timbulnya diare akibat penyakit lain menjadi sering dan semakin parah
c)      Ketidakmampuan alat pencernaan seorang bayi untuk memproses susu dapat menyebabkan ia mengalami diare
d)     Seorang bayi tidak mampu mencerna makanan yang baru dan belum pernah dia kenali.
e)      Akibat alergi terhadap makanan tertentu (makanan laut, udang, dan lain-lain)
f)       Penggunaan obat-obatan tertentu yang tidak dapat diterima oleh jaringan tubuh akan menyebabkan penyakit sampingan berupa diare
g)      Infeksi dalam perut yang disebabkan virus, cacing, atau bakteri
h)      Terlalu banyak makan buah mentah atau makanan berlemak
i)        Keracunan makanan
j)        aktor infeksi:merupakan penyebab diare Kedudukan, Yang meliputi infeksi bakteri, infeksiprotozoa (Entamoeba histolytica, Giardia lamblia, Trichomonas hominis).
d)Pencegahan Diare :
Meskipun diare dapat disebabkan oleh berbagai hal, tapi penyebab yang paling sering ialah infeksi dan gizi buruk.Dengan kebersihan dan makanan yang baik, kebanyakan diare dapat dicegah.
Berikut beberapa saran penting untuk mencegah mencret pada bayi :
a)      Terus memberikan air susu ibu kepada si bayi. Jangan memberikan susu formula. Berikan ASI selama empat bulan pertama. Dengan ASI, tubuh bayi akan membentuk semacam antibodi untuk memperbaiki saluran pencernaannya dan menahan laju diare.
b)      Jika Anda mulai memberikan makanan baru atau makanan padat kepada bayi, mulailah dengan sedikit demi sedikit dan melumatkan terlebih dahulu makanan tersebut. Ini dimaksudkan untuk memberikan waktu adaptasi bagi perut si bayi untuk mencerna makanan.
c)      Jagalah agar kondisi bayi selalu bersih dan berada di tempat yang sehat
d)     Mencegah agar anak tidak memasukkan barang-barang kotor ke dalam mulutnya
e)      Jangan memberikan obat-obatan yang tidak diperlukan oleh bayi























BAB III PENUTUP
A.Kesimpulan
Entamoeba coli merupakan spesies non-patogenik Entamoeba yang sering ada sebagai parasit komensal di saluran pencernaan manusia.Amoeba merupakan salah satu anggota Rhizopoda yang terkenal.Golongan rhizopoda ini bergerak dengan menggunakan kaki semu (pseupodia). Kaki semu ini sebenarnya merupakan perluasan protoplasma sehingga dapat bergerak di suatu permukaan dan menelan partikel-partikel makanan kemudian masuk dalam  vakuola yang akan dicerna dalam vakuola.Morfologi : E. coli memiliki bentuk trofozoit dan kista.Reproduksi :secara vegetatif yaitu dgn membelah diri.Patologi Klinis E.coli tidak patogen, tetapi penting dipelajari untuk membedakan dengan E.histolytica.Diagnosis Menemukan bentuk trofozoit atau bentuk kista dalam tinja.Daur HidupMorfologi dan daur hidupnya sama dengan Entamoeba histolytica.Hospesnya adalahmanusia, monyet, dan babi. Hidupnya di dalam rongga usus besar.Pseudopodium lebar dibentuk perlahan-lahan sehingga pergerakannya lambat.Cara berkembang biaknya adalahbelah pasang.Bakteri Entamoeba coli hidup di kolon (usus besar) manusia, berfungsi membantu membusukkan sisa pencernaan juga menghasilkan vitamin B12, dan vitamin K yang penting dalam proses pembekuan darah. Dalam organ pencernaan berbagai hewan ternak dan kuda, bakteri anaerobik membantu mencernakan selusosa rumput menjadi zat yang lebih sederhana sehingga dapat diserap oleh dinding usus.Keberadaan E. coli tidak menyebabkan dalam dan dari dirinya sendiri untuk mencari pengobatan karena dianggap tidak berbahaya Namun, ketika seseorang menjadi terinfeksi Entamoeba ini jinak, organisme patogen lain mungkin telah diperkenalkan juga, dan ini lainnya. patogen dapat menyebabkan infeksi atau penyakit.






DAFTAR PUSTAKA

A. Samik Wahab, Prof.dr. 1993., Imunologi III. Fakultas Kedokteran UGM, Yogyakarta.
Brotowidjoyo, MD. 1987. Parasit dan Parasitisme. Media Sarana Press. Jakarta.
Dutta, G.P. Experimental and Clinical Studies on Amoebiasis. New Delhi.
 Napitupulu Tumpal, Dr, MPH., Protozologi Kedokteran. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Medan.
Sri Oemijati, Prof.dr.dkk., 1988. Parasitologi Kedokteran. Bina Cipta Bandung.

TUGAS PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI KASUS SUSPEK CAMPAK

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang

Penyakit campak dikenal juga sebagai Morbilli atau measles, merupakan penyakit yang sangat menular (infeksius) yang disebabkan karena virus, 90% anak yang tidak kebal akan terserang penyakit campak. Manusia diperkirakan merupakan satu-satunya reservoir, sehingga sangat dimungkinkan penyakit ini dapat dimusnahkan dari bumi ini. Penyebab penyakit campak adalah paramyxoviridae (RNA) jenis morbillivirus yang mudah mati karena panas dan cahaya. Cara penularan penyakit virus adalah penularan dari orang ke orang melalui percikan ludah dan transmisi melalui udara terutama melalui batuk, bersin atau sekresi hidung. Masa penularannya 4 hari sebelum rash sampai 4 hari setelah  timbul rash, puncak penularan pada saat gejala awal (fase prodormal), yaitu pada hari 1-3 hari pertama sakit. Masa inkubasi penyakit campak adalah 7-18, rata-rata 10 hari. Gejala klinis penyakit campak adalah panas badan biasanya ≥ 38 derajat Celsius selama 3 hari atau lebih, disertai salah satu atau lebih gejala batuk, pilek, mata merah atau mata berair. Khas  ditemukan koplik’s spot atau bercak putih keabuan dengan dasar merah di pipi bagian dalam (mukosa bucal). Bercak kemerahan/rash yang dimulai dari belakang telinga pada tubuh berbentuk makulo popular selama tiga hari atau lebih, beberapa hari keseluruhan tubuh. Setelah 1 minggu sampai 1 bulan bercak kemerahan makulo popular berubah menjadi kehitaman (hiperpigmentasi)  disertai kulit bersisik. Komplikasi penyakit campak adalah diare,broncopnemonia, malnutrisi, otitis media, kebutaan, encephalitis dan subakut sclerosing panen cepalit.
Cara penularan melalui udara dengan penyebaran droplet, kontak langsung, melalui sekret hidung atau tenggorokan dari orang-orang yang terinfeksi dan agak jarang melalui benda-benda yang terkena sekret hidung atau sekret tenggorokan. Campak merupakan salah satu penyakit infeksi yang sangat menular.
Masa inkubasi berlangsung sekitar 10 hari, tapi bisa berkisar antara 7-18 hari dari saat terpajan sampai timbul gejala demam, biasanya 14 hari sampai timbul ruam. Jarang sekali lebih lama dari 19-21 hari. IG untuk perlindungan pasif yang diberikan setelah hari ketiga masa inkubasi dapat memperpanjang masa inkubasi.
Masa penularan berlangsung mulai dari hari pertama sebelum munculnya gejala prodromal (biasanya sekitar 4 hari sebelum timbulnya ruam) sampai 4 hari setelah timbul ruam; minimal setelah hari kedua timbulnya ruam. Virus vaksin yang dilemahkan sampai saat ini tidak pernah dilaporkan menular.
Kerentanan dan kekebalan Semua orang yang belum pernah terserang penyakit ini dan mereka yang belum pernah diimunisasi serta nonresponders rentan terhadap penyakit ini. Imunitas yang didapat setelah sakit bertahan seumur hidup. Bayi yang baru lahir dari ibu yang pernah menderita campak akan terlindungi kira-kira selama 6-9 bulan pertama atau lebih lama tergantung dari titer antibodi maternal yang tersisa pada saat kehamilan dan tergantung dari titer maternal yang tersisa pada saat kehamilan dan tergantung pada kecepatan degradasi antibodi tersebut. Antibodi maternal mengganggu respons terhadap vaksin. Imunisasi yang diberikan pada usia 12-15 bulan memberikan imunitas kepada 94-98% penerima, imunisasi dapat menaikkan tingkat imunitas sampai sekitar 99%. Bayi yang baru lahir dari ibu yang memperoleh kekebalan karena vaksinasi campak, menerima antibodi pasif dari ibunya lebih sedikit jika dibandingkan dengan bayi yang lahir dari ibu yang mendapatkan kekebalan alamiah. Dan bayi ini lebih mudah terkena campak sehingga membutuhkan imunisasi campak pada usia yang lebih dini dari jadwal yang biasanya dilakukan
Indonesia termasuk salah satu dari 47 negara penyumbang kasus campak terbesar di dunia. Berdasarkan rekomendasi dari WHO, bagi Negara yang masih banyak di temukan kasus campak, maka diharapkan untuk melaksanakan kampanye campak. Program imunisasi campak di Indonesia dimulai sejak tahun 1982. Dan pada tahun 1991 berhasil dicapai status imunisasi dasar lengkap atau Universal Child Imunization (UCI) secara nasional. Sejak tahun 2000 imunisasi kesempatan kedua diberikan kepada anak sekolah kelas I-VI (catch up) secara bertahap yang kemudian dilanjutkan dengan pemberian imunisasi campak secara rutin kepada anak sekolah dasar kelas I SD (BIAS). Untuk mempercepat tercapainya perlindungan campak pada anak, sejak tahun 2005 sampai agustus 2007 dilakukan kegiatan crash program campak terhadap anak usia 6-59 bulan.
Pada tahun 2005-2007 telah dilaksanakan 5 kali kampanye campak di Indonesia. Sejak dilakukan kegiatan ini, Angka kematian penderita campak diharapkan menurun sehingga upaya program pemberantasan campak dari tahap reduksi mulai diarahkan kepada tahap eliminasi dengan penguatan strategi imunisasi dan surveilans berbasis kasus individu (case based).
Penyakit menular masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia dan masih sering menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB). Khusus kasus campak biasanya banyak menyerang kelompok umur anak-anak (balita dan anak usia sekolah) karena kondisi tubuhnya yang labil sehingga rentan akan suatu penyakit. Selain itu cakupan imunisasi campak yang rendah menjadi salah satu faktor terjadinya KLB campak.

Berdasarkan laporan Case Base Measles Survey (CBMS) campak yang diterima dari Puskesmas Bantimurung pada tanggal 19 Juli 2011 diperoleh informasi bahwa sepanjang bulan Juli terjadi kasus campak sebanyak 3 kasus yang berobat ke Puskesmas. Dari laporan warga yang berobat diperoleh informasi bahwa masih ada beberapa tetangga yang bersangkutan mengalami penyakit dengan gejala yang serupa.
Dari informasi yang diperoleh tersebut, maka diadakan Penyelidikan Epidemiologi pada wilayah yang dimaksud
B.     Tujuan
Tujuan Umum : Untuk Memperoleh Gambaran Epidemiologi KLB Campak.
Tujuan Khusus :
·  Untuk memastikan terjadinya KLB Campak
·  Untuk mengidentifikasi faktor risiko yang mempengaruhi terjadi KLB
·  Untuk menentukan upaya penanggulangan KLB Campak

BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian klb dan penyakit campak
Kejadian Luar Biasa (KLB) adalah salah satu status yang diterapkan di Indonesia untuk mengklasifikasikan peristiwa merebaknya suatu wabah penyakit. Untuk penyakit-penyakit endemis (penyakit yang selalu ada pada keadaan biasa), maka KLB didefinisikan sebagai suatu peningkatan jumlah kasus yang melebihi keadaan biasa, pada waktu dan daerah tertentu.
Menurut Departemen Kesehatan tahun 2000 Kejadian Luar Biasa adalah timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan atau kematian yang bermakna secara epidemiologis dalam kurun waktu dan daerah tertentu.
Status Kejadian Luar Biasa diatur oleh Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 949/MENKES/SK/VII/2004. Kejadian Luar Biasa dijelaskan sebagai timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan atau kematian yang bermakna secara epidemiologis pada suatu daerah dalam kurun waktu tertentu.
Penyakit campak adalah penyakit akut yang sangat menular yang disebabkan oleh virus. Penyakit ini di tandai dengan gejala awal demam, batuk, pilek, dan konjungtivitas yang kemudian di ikuti bercak kemerahan pada kulit. Campak biasanya menyerang anak-anak dengan derajat ringan sampai sedang. Penyakit ini dapat meninggalkan gejala sisa kerusakan neurologis akibat peradangan otak. (Widoyono, 2011).
Campak adalah salah satu penyakit infeksi yang banyak menyerang anak-anak saat ini sedang menjalar di beberapa negara-negara di Eropa dan sekitarnya. Tingginya tingkat penyebaran diperkirakan karena banyak anak-anak yang tidak mendapatkan imunisasi campak. (Kristina B, 2011).
Campak adalah penyakit Infeksi pernapasan akibat virus campak atau morbili. Campak dapat menyerang anak-anak maupun orang dewasa muda. Campak bisa menyebabkan penyakit atau akibat yang serius, terutama pada orang dewasa muda, beberapa di antaranya termasuk infeksi telinga bagian tengah, radang paru-paru, radang otak, yang menyebabkan kerusakan pada otak, bahkan kematian. (Mutaroh A, 2010).  
B.     Epidemiologi Campak
Campak merupakan penyakit Endemic di banyak Negara terutama di Negara berkembang. Angka kesakitan di seluruh dunia mencapai 5-10 kasus per 10.000 dengan jumlah kematian 1-3 kasus per 1000 orang. Campak masih di temukan dinegara maju. Sebelum ditemukan Vaksin pada tahun 1963 di Amerika Serikat, terdapatlebih dari 1,5 juta kasus campak setiap tahunnya. Pada tahun 1963 kasus campak menurun drastic dan hanya di temukan kurang dari 100 kasus pada tahun 1998. (Widoyono, 2011).
Di Indonesia, campak masih menempati urutan ke-5 dari 10 penyakit utama pada bayi dan anak balita (1-4 tahun) berdasarkan laporan SKRT tahun 1985 – 1986. Angka Kesakitan campak di Indonesia tercatat 30.000 per tahun yang di laporkan, meskipun pada kenyataannya hamper semua anak setelah usia balita pernah terserang campak. Pada zaman dahulu ada anggapan bahwa setiap anak harus terkena campak sehingga tidak perlu diobati. Masyarakat berpendapat bahwa penyakit ini akan sembuh dengan sendirinya bila ruam merah pada kulit sudah timbul, yang berakibat ada usaha – usaha untuk mempercepat timbulnya ruam. Mereka beranggapan jika ruam tidak keluar kulit, maka penyakit ini akan menyerang ke dalam tubuh dan menimbulkan akibat yang lebih fatal daripada penyakitnya sendiri. (Widoyono, 2011).
Sebelum penggunaan vaksin campak, penyakit ini biasanya menyerang anak – anak yang berusia 5-10 tahun. Setelah masa imunisasi (mulai tahun 1977), campak sering menyerang anak yang berusia  remaja dan orang dewasa muda yang tidak mendampak vaksinasi sewaktu kecil, atau mereka yang diimunisasi pada saat usia lebih dari 15 bulan, Penelitian di rumah sakit selama tahun 1984-1988 melaporkan bahwa campak paling banyak terjadi pada usia balita, dengan kelompok tertinggi pada usia 2 tahun (20,3%), diikuti oleh bayi (17,6%), anak usia 1 tahun (15,2%), usia 3 tahun (12,3%), dan usia 4 tahun (8,2%). (Widoyono, 2011).
Distribusi Penyakit Menurut Orang
Campak adalah penyakit yang sangat menular yang dapat menginfeksi anakanak pada usia dibawah 15 bulan, anak usia sekolah atau remaja dan kadang kala  orang dewasa. Campak endemis di masyarakat metropolitan dan mencapai proporsi  untuk menjadi epidemi setiap 2-4 tahun ketika terdapat 30-40% anak yang rentan atau  belum mendapat vaksinasi. Pada kelompok dan masyarakat yang lebih kecil, epidemi  cenderung terjadi lebih luas dan lebih berat. Setiap orang yang telah terkena campak  akan memiliki imunitas seumur hidup.
            Distribusi Penyakit Menurut Tempat
Penyakit campak dapat terjadi dimana saja kecuali di daerah yang sangat  terpencil. Vaksinasi telah menurunkan insiden morbili tetapi upaya eradikasi belum  dapat direalisasikan. Di Amerika Serikat pernah ada peningkatan insidensi campak pada tahun  1989-1991. Kebanyakan kasus terjadi pada anak-anak yang tidak mendapatkan  imunisasi, termasuk anak-anak di bawah umur 15 bulan. Di Afrika dan Asia, campak  masih dapat menginfeksi sekitar 30 juta orang setiap tahunnya dengan tingkat  kefatalan 900.000 kematian. Berdasarkan data yang dilaporkan ke WHO, terdapat sekitar 1.141 kasus  campak di Afganistan pada tahun 2007. Di Myanmar tercatat sebanyak 735 kasus campak pada tahun 2006.
           Distribusi Penyakit Menurut Waktu
Virus penyebab campak mengalami keadaan yang paling stabil pada  kelembaban dibawah 40%. Udara yang kering menimbulkan efek yang positif pada  virus dan meningkatkan penyebaran di rumah yang memiliki alat penghangat ruangan  seperti pada musim dingin di daerah utara. Sama halnya dengan udara pada musim  kemarau di Persia atau Afrika yang memiliki insiden kejadian campak yang relatif  tinggi pada musim-musim tersebut. Bagaimanapun, kejadian campak akan meningkat  karena kecenderungan manusia untuk berkumpul pada musim-musim yang kurang  baik tersebut sehingga efek dari iklim menjadi tidak langsung dikarenakan kebiasaan  manusia. Kebanyakan kasus campak terjadi pada akhir musim dingin dan awal musim  semi di negara dengan empat musim dengan puncak kasus terjadi pada bulan Maret  dan April. Lain halnya dengan di negara tropis dimana kebanyakan kasus terjadi pada  musim panas. Ketika virus menginfeksi populasi yang belum mendapatkan kekebalan  atau vaksinasi maka 90-100% akan menjadi sakit dan menunjukkan gejala klinis.
C.    Penyebab penyakit campak
Penyakit ini desebabkan virus campak dari family Paramyxovirus, genus Morbilitas. Virus campak adalah virus RNA yang dikenal hanya mempunyai satu antigen. Struktur virus itu mirip dengan virus penyebab paroritis epidemic dan parainfluenza. Setelah timbulnya ruam kulit, virus aktif dapat ditemukan pada secret nasofaring, darah, dan air kencing dalam waktu sekitar 34 jam pada suhu kamar. (Widoyono, 2011).
Virus campak dapat bertahan lama beberapa hari pada temperatur 0oC dan selama 15 minggu pada sediaan beku. Di luar tubuh manusia Virus ini mudah mati. Pada suhu kamar sekalipun, virus ini akan kehilangan Infektifitasnya sekitar 60% selama 3-5 hari. Virus campak mudah hancur oleh sinar ultraviolet. (Widoyono, 2011).
Masa inkubasi berlangsung sekitar 10 hari, tapi bisa berkisar antara 7-18 hari dari saat terpajan sampai timbul gejala demam, biasanya 14 hari sampai timbul ruam. Jarang sekali lebih lama dari 19-21 hari. IG untuk perlindungan pasif yang diberikan setelah hari ketiga masa inkubasi dapat memperpanjang masa inkubasi.
D.    Gejala penyakit campak
Gejala Penyakit Campak di tandai dengan :
Ø  Hari 1-3 :
a)        Demam tinggi.
b)        Mata merah dan sakit bila kena cahaya.
c)        Anak batuk pilek
d)       Mungkin dengan muntah atau diare.
e)        Peradangan mata
Ø  Hari 3- 4 :
a)        Demam tetap tinggi.
b)        Timbul ruam / bercak-bercak merah pada kulit dimulai wajah dibelakang telinga menyebar cepat ke seluruh tubuh.
c)        Mata bengkak terdapat cairan kuning kental
d)       Konjungtivitas
e)        Radang telinga dan otak
Ø  Hari 4 – 6 :
a)         Ruam berubah menjadi kehitaman dan mulai mongering
b)        Selanjutnya mengelupas secara berangsur-angsur
c)         Akhirnya kulit kembali seperti semula tanpa menimbulkan bekas
d)       Hilangnya ruam sesuai urutan timbulnya.
e)         
E.     Cara Penularan
Virus Campak Mudah menularkan penyakit. Virulensinya sangat tinggi terutama pada anak – anak yang rentan dengan kontak keluarga, sehingga hampir 90% anak rentan akan tertular. Virus campak ditularkan melalui droplet di udara oleh penderita sejak 1 hari sebelum timbulnya gejala klinis sampai 4 hari sesudah munculnya ruam. Masa inkubasinya antara 10-12 hari. (Widoyono, 2011).
Ibu yang pernah menderita campak akan menurunkan kekebalannya kepada janin yang dikandungnya melelui plasenta, dan kekebalan ini bisa bertahan sampai bayi berusia 4-6 bulan. Pada usia 9 bulan bayi diharapkan membentuk antibodinya sendiri secara aktif setelah menerima Vaksinasi campak. (Widoyono, 2011).
Cakupan imunisasi campak yang lebih dari 90% akan menyebabkan kekebalan kelompok (herd immunity) yang akan menyebabkan penurunan kasus campak di masyarakat.
F.     Pencegahan penyakit campak
Pemberian Imunisasi Campak yang di berikan pada bayi berusia 9 bulan merupakan pencegahan yang paling Efektif. Vaksin campak berasal dari virus hidup yang sudah di lemahkan. Pemberian vaksin dengan cara penyuntikan yang diberikan di bawah kulit dalam (subkutan) atau (intramuscular) dengan dosis 0, 5 cc.
Pemberian imunisasi campak satu kali akan memberikan kekebalan selama 14 tahun, sedangkan untuk mengendalikan penyakit diperlukan cakupan imunisasi paling sedikit 80% per wilayah secara merata selama bertahun – tahun. (Widoyono, 2011).
Keberhasilan program imunisasi dapat diukur dari menurunnya jumlah kasus campak dari waktu ke waktu.Kegagalan imunisasi dapat disebabkan oleh :
a)      Terdapatnya kekebalan yang dibawa sejak lahir yang berasal dari antibody ibu,antibody itu akan menetralisir vaksin yang diberikan
b)     Terjadinya kerusakan vaksin akibat penyimpanan,pengangkutan atau penggunaan diluar pedoman.
G.    Metodologi penyelidikan KLB campak
Dalam melakukan penyelidikan epidemiologi, digunakan kuesioner pelacakan KLB campak disertai data pendukung seperti C1 Puskesmas, data cakupan imunisasi 3 tahun terakhir, jumlah penduduk, dan peta wilayah kerja Puskesmas Bantimurung.
Setiap penderita yang ditemukan, dilakukan teknik wawancara menggunakan format kuesioner KLB campak. Kuesioner tersebut mencakup nama penderita, umur, jenis kelamin, tanggal mulai sakit, tanggal mulai timbul rash, status imunisasi, dan pemberian vitamin A.
Setiap penderita yang masih mengalami rash diambil sample darahnya untuk dikirim dan diperiksa oleh BBLK Surabaya.
H.    Hasil Penyelidikan Epidemiologi

a. Perjalanan Penyakit
Grafik 1
Perkembangan Kasus Penyakit Suspek Campak
Berdasarkan Gejala Demam dan Rash
         Di Dusun Bonto Padalle, Desa Mangeloreng, Kecamatan Bantimurung, Juli 2011
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiVkpBP-WSZ5LkZJ6krwsS7aEjairLLlUxhS-8Pb6j4Gwt52ku-qkl74nLjAXED8SHsjJfrTG1B5ogsytWnv667bPZki-nFSCDXT0LwhbJBqWZJUfjTL7UK0u2uoVJagn4hDrUoT63f6nff/s400/Grafik+1.JPG


Demam pertama kali muncul pada tanggal 5 Juli, dan Rash mulai tanggal 7 Juli. Kasus demam cenderung merata, puncak tertinggi rash pada tanggal 15 Juli.

b. Hasil Laboratorium
Specimen yang diperiksa sebanyak 9 serum. 3 serum diambil dan dikirim pada tanggal 19 Juli 2011, 6 serum diambil dan dikirim pada tanggal 21 Juli 2011. Sampai saat ini (23 Juli 2011) masih menunggu konfirmasi hasil laboratorium dari Laboratorium di Surabaya.


c. Temuan Epidemiologi
     Dari Penyelidikan Epidemiologi, ditemukan hasil sebagai berikut :
 Tabel 1.
    Distribusi Suspek Campak
            Di Dusun Bonto Padalle, Desa Mangeloreng, Kecamatan Bantimurung, Juli 2011

No
Nama
Umur / Sex (Th)
Vaksin Campak Seblm sakit
Tgl timbul
Diberi Vit.A Y/T

L
P
Brp Kali
Tidak/ Tdk tahu
Demam
Rash


1
RKI
3 thn


Tidak
8 juli 2011
12 juli 2011
Y

2
SLV

2,7 thn

Tidak
9 juli 2011
12 juli 2011
Y

3
MRK
3 thn


Tidak
15 juli 2011
15 juli 2011
Y

4
SVA

2,6 thn

Tidak
12 juli 2011
15 juli 2011
Y

5
MNW

9 thn
 1 kl

15 juli 2011
17 juli 2011
Y

6
ASP

5,5 thn

Tidak
13 juli 2011
15 juli 2011
Y

7
ABR
11 thn


Tidak
14 juli 2011
17 juli 2011
T

8
RNA

2,1 thn
1 kl

18 juli 2011
19 juli 2011
Y

9
KML

3,5 thn

Tidak
12 juli 2011
14 juli 2011
Y

10
ADR

1,1 thn

Tidak
11 juli 2011
14 juli 2011
Y

11
SHR
5 thn


Tidak
18 juli 2011
20 juli 2011
Y

12
ADK
3,3 thn

1 kl

5 juli 2011
7 juli 2011
Y

13
HDR
5 thn


Tidak
5 juli 2011
8 juli 2011
Y


Jumlah Penderita Campak sebanyak 13 orang. Seluruh Penderita berasal dari Dusun Bonto Padalle, Desa Mangeloreng, Kecamatan Bantimurung.






Grafik 2
Distribusi Suspek Campak Berdasarkan Kelompok Umur
                Di Dusun Bonto Padalle, Desa Mangeloreng, Kecamatan Bantimurung, Juli 2011

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg7EN9Tje7He1lw1EvrNHZfBLH4Sspf_yufMjkA8jujl1YRMEeG3A444D04GcojzWEhRCTjh2dJAShYpCCJzIWlPVzBI40UGvpRt0P041GARwETw2_Z-3jZgCnZ6VdIQA1kUxLkTQIZpLhH/s320/Grafik+2.JPG

Distribusi Frekuensi penderita terbanyak berada pada golongan umur 1-4 tahun sebesar 61%, diikuti golongan umur 5-9 tahun sebesar 31%, dan golongan umur 10-14 tahun sebesar 8%.

Grafik 3
Distribusi Suspek Campak Berdasarkan Jenis Kelamin
             Di Dusun Bonto Padalle, Desa Mangeloreng, Kecamatan Bantimurung, Juli 2011
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh_4M5K8bSH1jAq_o1m5s1HP_RBFL4xedgS2r_QukBZQ7H8GwIoqiAKIlPt8sYqXuOaOV-W9rULJ2YOaSeU-0ctM-Hg42Jum15OcCge4V6F7zxNmWlU7cNock1uyXSh6KU8QnuBN7oYd7wi/s320/Grafik+3.JPG

Distribusi frekuensi penderita campak pada perempuan (54%) lebih banyak daripada laki-laki (46%).


Grafik 4
Distribusi Suspek Campak Berdasarkan Status Imunisasi
                   Di Dusun Bonto Padalle, Desa Mangeloreng, Kecamatan Bantimurung, Juli 2011

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhef0fYRuZn9_MKeyBEHDbo4BWf54_y8U1uouy_k-xKgOx_i8pqsQZKlIVBwIhJgTOItfvNTjisBIlqtKYhwApcKICXEOdWkYSHJh0_5a5FhoD6pHqZiwtLyjmqKhipNljWoVY_113bgSny/s320/Grafik+4.JPG
 Distribusi frekuensi penderita campak yang diimunisasi hanya 23%, sedangkan yang tidak diimunisasi atau tidak tahu pernah atau tidak diimunisasi sebanyak 77%.
d. Peta Lokasi

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgJD3rik90xupG7Ce-zSWI1PbyV2S0i-O4d8PGNBqAkm3_pUNlbRDdW5CKLpwpEfmDyGAsxCIo9bZDq3JW5CbkIx3vA36S6AVjrjwritGg1fyQkqh9wiJZopMWB7VhwqSD_qVp4sO30HzVJ/s320/Peta+Mangeloreng.JPG
Wilayah Kecamatan Bantimurung terletak di bagian utara kabupaten Maros. Desa Mangeloreng terletak di tengah wilayah Kecamatan Bantimurung. Jarak Puskesmas Bantimurung ke Dinas Kesehatan Kabupaten Maros sekitar 14 km, dan jarak puskesmas ke Lokasi KLB berjarak sekitar 7 km. Akses ke lokasi KLB dapat ditempuh dengan mobil ataupun motor dengan lama perjalanan 15 menit karena jalan yang bergelombang dan tidak rata. Lingkungan kurang bersih, kering, dan berdebu.
e.Analisis
Definisi Tersangka Campak adalah Demam >38°C selama 3 hari atau lebih disertai bercak kemerahan berbentuk makulopapular, batuk, pilek atau mata merah (konjungivitis). Kriteria KLB campak yang diambil adalah ada 5 (lima) orang atau lebih penderita suspek campak dalam 1 (satu) kluster wilayah desa dalam 1 (satu) periode waktu bulan yang sama. Dalam hal ini didapatkan 13 penderita suspek campak di Dusun Bonto Padalle, Desa Mangeloreng, Kecamatan Bantimurung sehingga telah terjadi Kejadian Luar Biasa (KLB) suspek campak di Kecamatan Bantimurung, Kabupaten Maros.
Wilayah Dusun Bonto Padalle yang sulit dijangkau dari puskesmas dikarenakan masyarakat tidak semuanya mempunyai kendaraan, sehingga wilayah ini terkesan terpencil dibanding daerah lainnya. Wilayah dusun yang luas dan kepadatan penduduk kecil ditandai jarak antar rumah yang berjauhan dan berkelompok antara 5 sampai 10 rumah. Kondisi ini mengakibatkan warga masyarakat yang jauh dari posyandu malas berkunjung ke posyandu untuk mengimunisasi anaknya.
Kelompok umur tertinggi yang menderita campak berada pada umur 1-4 tahun dan 5-9 tahun. Sehingga dapat dianalisis mengenai cakupan imunisasi campak minimal 3 tahun yang lalu (2009 ke bawah). Cakupan imunisasi campak di Desa Mangeloreng mencapai target 100% pada tahun 2009 dan hanya 90% pada tahun 2010. Tidak ada data imunisasi yang memadai sebelum tahun 2009 sehingga analisis hubungan cakupan imunisasi campak dengan kejadian KLB campak tidak dapat dilakukan.
Dari hasil wawancara diketahui bahwa 77% penderita campak tidak pernah diimunisasi. Hal ini sesuai dengan teori bahwa factor risiko campak pada anak yang tidak pernah diimunisasi campak sangat tinggi. Terlebih apabila ada virus campak di sekitar tempat tinggal anak yang tidak pernah di imunisasi campak.
Ada 1 (satu) anak penderita campak yang pernah berkunjung ke luar daerah (Biak, Papua) dan kembali ke Maros pada tanggal 6 Juli 2011, anak ini tidak pernah diimunisasi. Kemungkinan besar anak ini menjadi factor pejamu (carrier) virus campak dari Biak.
           f. Kesimpulan dan Rekomendasi

             a. Kesimpulan
Ø Telah terjadi KLB suspek campak di Dusun Bonto Padalle, Desa Mangeloreng, Kecamatan Bantimurung
Ø Faktor risiko terjadinya KLB adalah cakupan imunisasi yang rendah, lingkungan yang kurang bersih, dan kontak dengan penderita.
            b. Rekomendasi
Ø Lakukan Surveilans Intensif di Desa Mangeloreng, khususnya Dusun Bonto Padalle
Ø Lakukan pemberian vaksinasi pada anak-anak beresiko tinggi (Belum Vaksinasi campak) di lokasi sekitar KLB
Ø Lakukan Penyuluhan tentang pentingnya imunisasi dan Gizi pada bayi di lokasi sekitar KLB
Ø Lakukan Pemberian makanan tambahan di lokasi sekitar KLB



BAB III
PENUTUP
A.  Kesimpulan
Penyakit campak dikenal juga sebagai Morbilli atau measles, merupakan penyakit yang sangat menular (infeksius) yang disebabkan karena virus, 90% anak yang tidak kebal akan terserang penyakit campak.penyakit ini ditandai dengan gejala awal demam,batuk ,pilek dan konjungtivitasyang kemudian diikuti dengan bercak kemerahan pada kulit(rash).
Salah satu pemicu KLB campak ialah imunisasi yang tidak lengkap.Telah terjadi KLB suspek campak di Dusun Bonto Padalle, Desa Mangeloreng, Kecamatan Bantimurung dan Faktor risiko terjadinya KLB adalah cakupan imunisasi yang rendah, lingkungan yang kurang bersih, dan kontak dengan penderita.
B.  Saran
Ø Untuk puskesmas :
a)    Petugas Kesehatan dan pemerintah desa beserta tokoh masyarakat terus melakukan pengamatan perkembangan kasus dan memberikan laporan perkembangan secara rutin ke tingkat lebih atas sampai periode KLB berhenti.
b)   Petugas imunisasi puskesmas harus melakukan sweping imunisasi campak tiap bulannya agar semua anak mendapatkan kekebalan terhadap virus campak.
c)    Bagi masyarakat diharapkan selalu membawa anaknya ke Posyandu untuk mendapatkan imunisasi campak.
d)   Dan meningkatkan perilaku hidup bersih serta menjaga kebersihan lingkungan rumahnya masing-masing
Ø Untuk Program Imunisasi Kabupaten :
a)         Meningkatkan pembinaan ke puskesmas
b)         Melakukan koordinasi lintas program terkait Khususnya program promkes dan Kesga
c)         Koordinasi lintas sector terutama mengenai penggalakan posyandu